Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]


Social Relationship


Aku tak mengerti, mengapa manusia tidak bisa saling memahami? Bukankah manusia diciptakan berpasangan untuk saling mengisi?

24 tahun aku hidup, 6 tahun aku menjalani masa kecilku yang susah aku ingat kenangannya, menginjak SD aku sudah hidup dengan latar belakang keluarga wirausaha/pedagang. Tentu saja hidup sebagai latar belakang wirausaha juga tak mudah, meskipun sebagian orang menganggap lebih enak hidupnya.

Sebenarnya aku bersyukur karena kebutuhanku selalu tercukupi dengan orang tuaku yang bekerja, Ibu sebagai pedagang sembako, ayah sebagai karyawan di perusahaan swasta. Namun apalah arti sebuah harta jika tak ada cinta didalamnya.

Dari 1 tempat yaitu Toko sederhana aku melihat banyak hal, sosial, budaya, ilmu, etika, empati dsb. Dalam 1 hari bisa banyak kejadian yang selalu memiliki arti. Terkadang ada orang tua yang begitu sopan dan begitu memahami etika sebagai pembeli, ada juga anak muda yang angkuh dan tidak mau tau soal etika menjadi pembeli.

Dilingkunganku istilah soal “pembeli adalah raja” sudah seperti hal yang sangat pasti ada, namun aku tak begitu suka dengan istilah itu. Pada akhirnya banyak anak muda dan orang tua yang angkuh karena merasa jadi seorang raja dan ratu mereka meminta penjual seenaknya, mereka meminta hak mereka untuk didahulukan. Hal ini membuatku sedih karena tidak ada rasa, tak ada pengertian, semua mendahulukan ego
.
Ketika aku mencoba untuk menjelaskan bahwa antri lebih baik, mereka tak mau peduli, terkadang karena kesal tak didahulukan mereka pulang karena kecewa tidak di no 1 kan.
Mengapa ? mengapa ada manusia yang seperti itu?
Yang paling buruk, mereka menyebar rumor bahwa pelayaanan toko tidak bagus, pelayanannya lama dsb.

Padahal toko berusaha sebisa mungkin melayani pembeli sesuai urutan.
Apalah daya jika sebuah toko sembako yang selalu padat di pagi hari dan sore hari dengan 2 karyawan, masih belum cukup melayani permintaan pelanggan yang ramai berebut.
Terkadang waktu terbuang sia sia hanya untuk berdebat siapa yang lebih dulu, timbul rasa ingin menang, dendam, benci dsb.

Seandainya saja manusia bisa saling memahami mungkin hal seperti itu tak akan terjadi.
Tak akan ada sebuah permusuhan.
Semua akan baik baik saja, suasana toko akan damai, tak ada wajah merengut, yang ada hanyalah wajah tersenyum puas.



No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]